TAKSONOMI
Bila data dan informasi ilmiah mengenai sumber daya hayati belum sepenuhnya dapat diungkap maka kepunahan suatu makhluk hidup sama artinya dengan kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki makhluk hidup tersebut. Seperangkat gen yang ikut hilang bersama peristiwa kepunahan itu mungkin memiliki potensi dan manfaat yang tidak akan dijumpai lagi pada makhluk hidup yang lain.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dikenal memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa, baik flora, fauna maupun mikroba yang sebagian diantaranya bersifat endemik. Dengan teknik biologi molekuler, rahasia potensi yang dimiliki setiap makhluk hidup dapat diungkap secara lengkap sehingga kekayaan sumber daya hayati menjadi sangat berharga terutama sebagai sumber gen. Bila setiap gen dapat diperjualbelikan maka keanekaragaman biota yang hidup di Indonesia ini merupakan aset yang luar biasa besar. Namun kenyataan menunjukkan bahwa potensi kekayaan tersebut belum optimal dimanfaatkan. Negeri ini masih merupakan negara miskin dengan pendapatan kotor nasional (GNP) per kapita sedikit lebih tinggi dari Zimbabwe, negara termiskin di Afrika. Keadaannya makin memprihatinkan karena Indonesia dikategorikan sebagai wilayah Hot Spot, kaya dengan sumber daya hayati tetapi kondisimya terancam punah. Di mata internasional Indonesia juga dianggap kurang serius dalam menangani kelestarian sumber daya hayati. Anggapan ini rasanya tidak berlebihan karena terbukti emas hijau yang terhampar di hutan-hutan di wilayah republik ini dari waktu ke waktu jumlahnya makin menurun dengan laju yang semakin cepat, beberapa jenis dan varietas mulai langka bahkan ada yang telah punah sama sekali.
A. Pencirian Taksonomi
Hampir
semua kegiatan botani sistematik melibatkan sifat dan ciri tumbuhan
beserta variasinya. Sifat dan ciri inilah yang memungkinkan orang
menggambarkan konsep dan mengenal sesuatu takson. Sifat secara umum
dapat diartikan sebagai petanda yang mengacu pada bentuk, susunan atau
kelakuan tumbuhan yang dapat digunakan untuk membandingkan,
mendeterminasi, menginterpretasi atau memisahkan suatu tumbuhan dari
yang lainnya.Pernyataan atau keadaan variasi sifat disebut ciri suatu sifat. Contoh sifat: tinggi pohon, pinggir daun. Tinggi pohon 5m, pinggir daun rata, beringgit, merupakan ciri daripada sifat tinggi pohon dan pinggir daun itu.
Taksonomi tumbuhan adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang klasifikasi dan penamaan tumbuhan. Tumbuhan memiliki banyak kegunaan bagi kehidupan kita antara lain untuk bahan pangan,sandang,papan, bahan bangunan, dan obat, oleh karena itu penting bagi kita untuk mengenali tumbuhan.
Tumbuhan memiliki organ vegetatif ( akar,batang,dan daun), juga organ generatif ( bunga,buah,dan biji) ciri khas tumbuhan adalah mampu memproduksi makanannya sendiri juga mensuplai makanan untuk makhluk hidup lain dengan cara berfotosintesis, tumbuhan mempunyai dinding sel, dan selnya eukariot.
- Azas-azas taksonomi
- Pencirian dan identifikasi
- Penamaan
- Penggolongan
- Mengamati jalannya evolusi
Ciri taksonomi adalah setiap atribut yang dimiliki oleh makhluk hidup seperti bentuk, struktur yang dianggap terpisah dari makhluk hidup secara keseluruhan. Ciri adalah sesuatu yang melekat pada diri makhluk hidup. Sifat ciri taksonomi adalah kondisi atau ekspresi dari ciri taksonomi ( sesuata yang menjelaskan ciri /kondisi ekspresi)
a) Macam ciri taksonomi
1. Morfologi ( struktur luar)
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati dan praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data morfologi adalah organ generatif→ bunga dan buah. Data morfologi berupa organ vegetatif yang sering dipakai antara lain: habit, akar banir, penyebaran bulu pada bagian-bagian tumbuhan. Data morfologi sering menunjukkan cara-cara tumbuhan tersebut mengadaptasikan diri dengan lingkungannya dan evolusinya.
Penggunaan: Melastomataceae ditentukan berdasarkan bentuk morfologi daunnya Cucurbitaceae ditentukan berdasarkan sulurnya
2. Anatomi (struktur dalam)
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan secara filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk mendeterminasi kayu-kayu ekonomis.
Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam taksonomi: Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat dengan tidak adanya pembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan Pteridophyta. Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk marga atau di atasnya. Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga tereduksi, sehingga orang dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota pada Fagaceae, sehingga memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya mempunyai bunga yang tidak primitive
3. Palinologi (serbuksari)
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi sumber taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis, marga atau suku.
4. Sitologi (sel- sel)
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe (keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit. Ukuran kromosom mantap untuk jenis
Jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya sama, kecuali dalam beberapa jenis tertentu. Secara garis besar terdapat tiga macam jumlah kromosom: Sama untuk seluruh anggota golongan, misalnya Pinus seluruh jenisnya mempunyai n = 12 Kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploidi pada anggota suatu golongan tumbuhan, misalnya Taraxacum (Compositae): 2n = 16, 24, 32, 40, 48,. Dalam deret ini 8 merupakan jumlah dasar. Jumlah kromosom tidak beraturan disebut aneuploid, misalnya Brassica: n = 6, 7, 8, 9, atau 10.
5. Embriologi (embrio)
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan masalah taksonomi. Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang berkaitan dengan struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit jantan, gametofit betina, bakal biji, pembuahan, endosperma, kulit biji, apomiksis dan poliembrio. Pembagian utama Dikotil dan Monokotil didasarkan pada satu sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa rendah masih jarang digunakan
6. Fisiologi ( fungsi organ)
Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-bukti taksonomi. Musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran geografis penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan.
7. Fitokimia ( kandungan zat kimia )
Penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya serta susunan kimia senyawa cadangan makanan. Adanya kandungan morfin dalam Papaver Cadangan pati, bukti penguat anggota Gramineae Kristal kalsium oksalat (rapid): membantu dalam penyusunan klasifikasi Rubiaceae, Liliaceae dan Compositae serta kekerabatan antara cactaceae dengan anggota Centrosperma
Yang paling mudah diamati adalah ciri morfologi sedangkan yang paling banyak menyumbangkan informasi ciri adalah sekuen DNA.
Ciri taksonomi terdiri dari ciri kuantitatif ( yang bisa dihitung ) atau ciri yang dinytakan dengan angka , misal: panjang daun,jumlah putik, jumlah ruas , dsb. Dan ciri kualitatif ( tidak bisa dihitung) atau ciri yang tidak dapat dinyatakan dengan angka, misal: bentuk daun, warna mahkota, dsb.
Identifikasi tumbuhan adalah proses mengenal tumbuhan dari ciri- ciri yang telah diamati untuk kemudian menentukan nama tumbuhan yang benar dan penempatan yang tepat dalam sistem klasifikasi.
-Penamaan
- Nama adalah sesuatau yang mutlak perlu untuk menyebutkan apa yang di maksud.
- Tatanama tumbuhan = nomenclatur harus sesuai dengan kode internasional tatanama tumbuhan.
- Satu tumbuhan memiliki satu nama yang benar dan tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan harus diklasifikasikan agar mudah dan teratur , untuk mengatur memory kita dalam mengingat nama tumbuhan, pusat menyimpan informasi, bermanfaat dalam identifikasi, untuk menggambarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan satu tumbuhan dengan yang lainnya, sebagai alat prediksi.
Proses pengelompokan tumbuhan sesuai engan kesamaan ciri-ciri dan sifat yang dimiliki. Biasanya tumbuhan yang memiliki kemiripan ciri fisik dan atau sifat berasal dari kelompok / golongan yang sama.dalam penggolongan tumbuhan kita akan membagi tumbuhan dalam beberapa ordo, famili, genus dan seterusnya sesuai dengan kemiripan ciri dan sifat yang dimiliki tumbuhan tersebut.
B. Macam Sifat Taksonomi
1. Sifat kuantitatif
Sifat taksonomi kuantitatif adalah sifat yang cirinya yang dapat dinilai secara langsung dengan cara menghitung atau mengukur, dan dinyatakan dalam angka. Contohnya: lebar daun, panjang perbungaan yang dinyatakan dalam cm atau jumlah benang sari, jumlah lembar mahkota bunga yang dinyatakan dalam angka. Sifat kualitatif digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan bukan dalam angka. Contohnya: duduk daun berhadapan, berseling, buah buni atau buah kotak.
2. Sifat Kualitatif
Sifat kualitatif mempunyai nilai yang lebih penting daripada sifat kuantitatif, sebab sifat kuantitatif kadang-kadang mempunyai kisaran yang luas terutama pada sifat yang berasal dari bagian vegetatif yang seringkali dipengaruhi faktor-faktor lingkungan. Sifat taksonomi juga dapat digolongkan atas sifat yang baik dan sifat yang jelek. Sifat yang baik untuk keperluan botani sistematik adalah tidak mudah terpengaruh faktor lingkungan, variasinya konsisten atau relatif stabil dalam populasi taksa itu.
DAFTAR PUSTAKA
- http://gosulteng.blogspot.com/2011/10/sifat-sifat-taksonomi.html (diakses tanggal 17 Oktober 2011)
- http://devtrie4ever.blogspot.com/2011/06/makalah-taksonomi.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_tumbuhan
http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/09/cabang-ilmu-ekologi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar